-->

Anak Tunggal Allah




Banyak orang kristen bingung menjawab kalau ada orang yang diluar kristen bertanya masalah Tritunggal. Ini bisa menggambarkan bahwa orang kristen bingung menjelaskan tentang siapa Tuhan itu. Kenapa bisa ada tiga yaitu Allah Bapa, Allah Anak, dan Roh Kudus.
Sebenarnya konsep ini diwariskan kepada manusia pada saat manusia itu diciptakan. Alangkah indahnya manusia itu memiliki kelebihan dimana manusia diciptakan dengan memiliki daging ditubuhnya.
Pada mulanya manusia diciptakan hanya satu yaitu bernama Adam, manusia ini diciptakan serupa dengan Allah. Hanya yang membedakan ada dagingnya.
Kemudian suatu saat Adam berjalan-jalan di taman Eden, dan melihat semua ciptaan Allah di taman Eden itu memiliki pansangannya masing-masing. Sehingga timbul keinginan Adam untuk memiliki pasanagn juga. Lalu Adam memohon pada Allah agar menciptakan pasangan hidup untuk Adam. Dan kemudian Allah mengabulkannya. Maka diciptakan lah Hawa dari diri Adam, dengan mengambil tulang rusuk Adam.
Disini kita bisa melihat bahwa awalnya Adam yang satu, menjadi dua yaitu Adam dan Hawa mereka disebut menjadi satu, karena Hawa diciptakan berasal dari bagian tubuh Adam.
Karena awalnya yang satu yaitu Adam memiliki tujuan. Kemudian menjadi dua yaitu Adam dan Hawa memiliki tujuan yang sama, ketika sebelumnya ada satu manusia.
Sekarang ini pertanyaan penting. Yang mungkin orang tidak pernah persoalkan.
Kalau seandainya Adam tidak meminta Hawa diciptakan. Apakah Adam bisa punya keturunan atau bisa melahirkan anak manusia?
Jawabannya bisa saja begitu. Tanpa perempuan itu di ciptakan, secara biologis bisa saja Adam melahirkan anak dari dalam diri Adam sendiri. Bahkan itu tidak mustahil kalau Allah menghendaki seperti itu.
Kalau seandainya Adam tidak pernah meminta Hawa untuk diciptakan. Maka perempuan tidak akan pernah ada dalam dunia ini.
Jadi pertanyaannya lalu siapa yang melahirkan manusia?  Pasti sudah jelas Adam yang melahirkan manusia. Tidak mustahil manusia bisa memperanakan dalam dirinya sendiri dan melahirkan seorang anak. Itu kalau Allah yang menghendaki.
Tapi kenyataannya Adam lah yang meminta agar Hawa itu ada, sehingga tugas yang sebenarnya Adam sendiri yang melakukan itu. Bisa dibagi menjadi dua. Atau dimana tugas yang melahirkan anak itu awalnya tugas Adam sendiri. Menjadi tugas Hawa untuk melahirkan anak manusia.
Karena jelas tadi dikatakan bahnya awalnya satu, kemudian satu itu dibagi menjadi dua. Tapi tujuannya masih sama.
Pernyataan ini tidak mengarahkan agar laki-laki setelah membaca ini berpikir tidak memerlukan Perempuan, atau menekan perempuan dengan pernyataan kau bukan laki-laki yang meminta perempuan itu tidak ada! Ini pemikiran yang keliru.
Perempuan ada karena permintaan Adam, karena dia lah yang merasakan bahwa membutuhkan teman pendamping dalam posisi ini adalah Hawa. Jadi laki-laki tidak boleh lagi mempersoalkan keberadaan perempuan.
Kira-kira bisa dimengerti saudara-saudara ya.
Sekarang kembali kita membahas Anak Allah atau Putra Allah. Putra Allah yaitu Anak Allah yang keluar langgsung dari dalam diri Allah sendiri. Bisa dikatakan Anak Allah itu dilahikan dari Allah, tentunya bukan dilahirkan seperti pengertian kita secara biologis atau daging. Di awal tadi sudah dijelaskan manusia diciptakan serupa dengan Allah hanya yang membedakan manusia memili daging.
Jadi kalau manusia melahikan anaknya melalui daging. Maka Allah melahirkan Anak Allah melalui Roh, dimana Roh Anak keluar dari dalam Diri Allah.
Sebenarnya konsep Allah dengan manusia sama, hanya yang membedakan adalah daging. Kenapa hampir sama, ya Allah sendiri yang menciptakan manusia, sehingga konsepnya hampir sama. Cuma ada perubahan sedikit karena permintaan manusia itu sendiri. Dimana Adam meminta Hawa menjadi bagian dari dirinya, dan mereka membagi tugas yang diberikan Allah. Sehingga Adam tidak perlu lagi melahirkan manusia. Sebagai mana Allah bisa melahirkan AnakNya dalam Roh.
Dengan memikiran ini baru lah kita bisa menjelaskan Siapa Anak Allah itu? dan kenapa Anak Allah menjadi Tuhan Yesus.
Pada hakekatnya Anak Allah memang melayani BapaNya di Sorga. Anak Allah lahir sebelum manusia diciptakan. Bahkan pada saat manusia diciptakan pun Anak Allah ada di sana menyaksikan atau bersama-sama Allah menciptakan manusia.
Tujuan manusia diciptakan hakekatnya adalah untuk kepuasan hati Allah dan untuk kesenangan HatiNya.
Dalam diri manusia keinginan ini juga tertanam, dimana manusia selalu menciptakan sesuatu yang sifatnya dunia, bahkan sampai tingkat tinggi disebut teknologi.
Kita ambil contoh: Seorang penjunan yang menciptakan atau membuat bejana. Jadi penjunan tersebut tidak sekedar mengubah tanah liat menjadi suatu bejana, tetapi karya ini betul-betul di buat seakan-akan mewakili jati diri si penjunan. Tapi coba kita renungkan ketika bejana itu sudah jadi dan bernilai tinggi, pada saat bejana rusak atau pecah apakah bejana itu masih berharga atau memiliki nilai tinggi? Pastinya tidak dalam pandangan manusia dan bejana itu tidak bisa lagi manusia perbaiki dan panstinya di buang.
Disini manusia bisa di ibaratkan senagai bejana itu di hadapan Allah, tetapi yang membedakan disini, walaupun manusia jatuh kedalam dosa, dalam pandangan Allah sudah rusak. Allah tidak membuang manusia begitu saja. Karena Allah menilai manusia masih bisa diperbaiki, sehingga manusia masih di beriharapan dari Allah untuk menjadi seperti yang Allah inginkan.
Bagaimana Allah memperbaiki manusia. Yaitu dengan cara datang kepada manusia yang berdosa atau di ibaratkan bejana rusak. Allah mengutus AnakNya yang Tunggal itu memungut kembali pecahan-pecahan bejana itu dalam arti sebenarnya manusia berdosa.
Tugas yang berat telah di bebankan pada Anak Allah untuk memperbaiki manusia yang telah rusak dengan meninggalkan kuasaNya sebagai Anak Allah dan menjadi manusia % atau manusia tulen. Kalo ada orang yang berpikir Anak Allah masih memiliki kuasa di bumi itu juga tidak keliru, karena salah satu tantangan terberat Anak Allah adalah tidak menggunakan kewenanganNya sebagai Anak Allah. Atau dalam bahasa setiap hari mentang-mentang Anak Allah, sehingga Dia tidak berbuat sesuka hatiNya.
Anak Allah selama di dalam bumi bertindak sebagaimana yang Allah inginkan. Klo pun Anak Allah membuat mujizat, itu pun atas kehendak Allah Bapa.
Kenapa tugas ini dikatakan sangat berat. Karena ada dua karakter yang harus Anak Allah tundukan kepada Allah. Yang pertama setatusNya sebagai Tuhan dan setatusNya juga sebagai manusia.
Ini betul-betul sangat menggoda Anak Allah, yang menberikan peluang Anak Allah bisa saja berhianat pada Allah atau tidak setia.
Kesetiaan Anak Allah ini betul-betul di uji sekali pada saat menjadi manusia, taruhanya kepercayaan Allah Bapa pada AnakNya. Ini yang perlu kita ketahui semua makhluk yang berasal dari Allah di beri kebebasan yang seluas-luasnya untuk memilih. Jangan heran kalau malaikat saja bisa berhianat atau tidak setia pada Allah.
Sekarang permasalahanya lalu kalau ada Allah, kenapa orang kristen juga menyembah Anak Allah dengan nama lain Yesus. Ini yang menjadi perdebatan yang luar bisa dari abad ke abad dalam sejarah bumi.
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya. Kenapa Yesus yang adalah Anak Allah turun ke bumi untuk menyelamaatkan manusia dari dosa atau agar manusia bisa diperbaiki dari kejatuhanya dalam dosa yang Hukuman dari dosa adalah neraka. Anak Allah harus menanggung Hukuman itu, gantikan manusia. Yang Maha Suci mengantikan yang berdosa. Bukankan hal ini yang luar biasa yang Anak Allah lakukan. Menanggalkan wewenangnya sebagi Anak Allah itu tidak mudah. Terbukti Anak Allah punya peluang menentang Allah. Malaikat yang setatus lebih rendah saja berani menentang Allah, apalagi Yesus Anak Allah. Tapi Yesus tidak melakukan itu, Anak Allah ini tetap setia pada otoritas BapaNYA.
Pengorban Anak Allah harus dihormati lebih dari sekedar memandang Yesus sebagai nabi, yang seperti agama lain mengangapnya. Status Yesus harus kita hormati sebagai Anak Allah, yang dimana dalam Alkitab disebut bahwa Anak Allah adalah pewaris kerajaan BapaNya. Pewarisan Tahta Kerajaan Allah ini bukan tanpa alasan, jelas karena pengorbanan yang sangat besar, yang tidak ternilai, dan yang tidak dapat dibayar dengan apa pun.
Apakah anda sekarang masih menghormati Yesus hanya sekedar sebagai nabi utusan, atau sebagai Anak Allah yang telah banyak berkorban untuk manusia dengan mempertaruhkan statusNya sebagai Anak Allah.
Sebab harus kita ingat kalau bukan karena pengorbanan Anak Allah, yang memiliki banyak kemungkinan, bisa saja manusia tidak bisa ditebus atau diselamatkan, kalau Anak Allah menolak melakukannya. Tapi haruslah kita bersyukur atas kesetiaan Anak Allah, oleh karena Dialah kita bisa diselamatkan.
Penghormatan kita pada Tuhan Yesus atau Anak Allah bukan hanya sebatas mengakuai bahwa Tuhan Yesus adalah Anak Allah, serta pengorbanNya yang telah Dia lakukan. Karena bukan disitu Finisnya.
Kalau kita mengakui Tuhan Yesus sebagai penebus haruslah kita hidup mencerminkan sikap hati Yesus. Pengakuan di mulut dan pikiran belum tentu menyelamatkan.
Pengakuan kita kepada Tuhan Yesus yang sesungguhnya adalah bagaimana hidup kita bisa berkorban untuk diri kita sendiri, untuk sesama, dan untuk Allah. Ini terintegrasi atau menyatu dengan arti sesungguhnya bahwa aspek seluruh dalam diri dan hidup kita kita tundukan pada otoritas Allah. Sebagai mana Anak Allah sudah memberi contoh dalam Alkitab Perjanjian Baru yang lebih di kenal sebagai Injil.
Yesus menjadi standar kualitas hidup manusia dihadapan Allah, kalau mau tau standar kualitas hidup manusia. Kita harus banyak membaca Alkitab Perjanjian Baru di sana banyak menjelaskan pengajaran Anak Allah bagaimana manusia harus hidup dihadapan Allah.
Tentunya kalau kita masih meragukan kebenaran ini, dan tidak berusahan untuk belajar sendiri. Sesungguhnya kita semakin jauh dari rencana Allah.
Karena kekristenan bukan suatu agama yang seperti orang pikirkan selama ini. Tetapi sebuah Status yang hanya Anak Allah dan Bapa yang tau.
Orang bisa dipanggil kristen di bumi karena statusnya sebagai warga negara, tetapi kalau kelakuanya tidak mencerminkan Kristus dihadapan Allah. Orang tersebut tidak layak menyandang status kristen dihadapan Anak Allah dan Bapa. Karena orang kristen yang betul dihadapan Allah, akan menerima warisan bersama Anak Allah di Kerajaan Sorga. Dan bersama-sama dengan Anak Allah memimpin Kerajaannya
Warga akan dibedakan dengan Keluaraga Kerajaan Sorga. Sama seperti halnya kerajaan yang ada di bumi, itu hanya sedikit menggambarkan Kerajaan yang ada di Sorga. Tapi yang jelas hakekatnya keadaan manusia di bumi sedikit mencerminkan keadaan Allah yang sesungguhnya.
Mulailah mengkoreksi diri kita sendiri, sesungguhnya diri kita lah yang Allah maksud sebagai tuhan lain. Karena karakter itu yang kita wariskan dari Allah. Manusialah yang ingin menjadi tuhan atas dirinya sendiri dan ingin menguasai isi bumi, sehingga manusia tidak mau diatur oleh Allah. Sebagaimana Anak Allah yang mau di atur Bapanya.
Ini yang terjadi pada kenyaaan dalam dunia ini. Sangat ironis manusia tidak mengenal Allah yang sesungguhnya. Mereka hanya berpatokan pada logika yang tumpul. Sebenarnya pengetahuan akan Allah yang sesungguhnya berasal dari Allah sendiri, yaitu kalau kita sungguh-sungguh mau meneriman bisikanya lewat Roh Allah yang Kudus.
Apakah yang kalian pikir hanya iblis yang dapat berbisik kepada manusia. Sebenarnya Allah juga sedang berbisik dalam hidup kita setiap hari, Cuma kita saja tidak mau mendengarnya. Yang mau kita dengar hanyalah bisikan roh jahat. Sehingga seakan-akan manusia tidak mendengakan bisikan Roh Allah dalam hati dan pikiran kita, serta menghasilkan perbuatan baik yang Allah kehendaki.
Kalau kita benar-benar menerima Allah, dan melakukan yang benar-benar Allah inginkan untuk kita perbuat, atau yang kita lakukan bukan sekedar hukum terlulis yang bisa dibaca dan kesalahan yang kita lakukan termuat dalam buku itu. Tapi yang sesunguhnya Hukum itu tertulis dan terukir dalam hati manusia, yang mengerti dan sepikir dengan Allah.
Sama halnya juga Alkitab, memang benar itu Firman Allah, tapi kalau tidak di pahami dengan cara berpikir Allah, ini bisa juga menyesatkan. Inilah tidak heran banyak orang membandingkan Alkitab dengan buku ajaran lainnya. Yang di tapsirkan tanpa ada permohonan kepada Allah untuk mengirim Roh Allah yang Kudus untuk membuka pikiran kita, agar bisa paham dengan maksud Allah.
Kalau dengan akal manusia bisa sesat, itu pasti. Karena akal atau pikiran kita bukan dibisiki oleh Roh Allah, melainkan dibisikai oleh roh jahat untuk mencari kesalahan dari maksud yang sebenarnya. Ini penyebab orang tidak bisa paham terhadap kebenaran yang sesungguhnya. Inilah kedudukan Roh Kudus yang sesunguhnya. Roh Kudus turun ke dunia sebagai wakil Allah yang mengantikan Yesus Anak Allah segakigus penebus dosa.
Sesungguhnya Allah telah mengutus nabi-nabiNya dari abad keabad ke dalam dunia ini, dan semua nabi ini pun memiliki kebebasan yang luas untuk memilih taat atau berhianat ke pada Allah. Namun nabi-nabi ini di terima secara fisik tetapi secara Rohani manusia menokak. Karena apa yang diajarkan nabi-nabi yang telah datang itu tidak mereka mengerti secara Roh Allah seperti yang kehendak Allah inginkan. Kemudian Allah mengutus AnakNya yang Tunggal untuk menyempurnakan tugas yang berat itu, manun manusia sudah terlalu jauh masuk kedalam dosa, sehingga tidak sadar Tuhan datang menyelamatkan, bahkan sampai tidak mau mengakui karya penyelamatan Allah. Sayang sekali ya.
Jadi, tulisan ini saya buat berdasarkan inspirasi dari Roh Kudus. Supaya kita mengerti Siapa Allah, Siapa Anak Allah, siapa Roh Kudus dan siapa manusia itu!
Terpujilah Allah.

Tuhan Memberkati.


0 Response to "Anak Tunggal Allah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel